TOB : Topic On Banner.

Rimalive merepost cerita Hantu Sekolah

Berkarya melalui ketakutannya

Berkarya tidak ada batasnya, walaupun harus melawan dengan ketakutan dalam diri.

Berkarya dimana saja

Tidak ada aturan yang membatasi kita bisa berkarya dimana kita berada.

Memulai dari yang kecil

Memulai dari yang kecil lalu terus mengembangkannya hingga besar.

Tulis pokok cerita

Tulis pokok cerita terlebih dahulu sebelum menjadikannya cerita lengkap.

Minggu, 26 Juni 2016

Mencoba Baby Blue

Aku Kevin, aku seorang pelajar SMA. Aku memiliki 2 sahabat sejak lama, yaitu Nyoman dan Ardi. Kita memang suka hal-hal mistis, tapi sayangnya dari kita bertiga tidak ada yang bisa melihat hantu ataupun berinteraksi dengan hantu. Berbagai acara hantu sering kita saksikan, bahkan kita rela untuk bergadang sampai pagi hari, bukan menonton sepak bola tapi untuk menonton sebuah acara uji nyali.

Tak hanya acara-acara lokal, kita pun suka menonton acara luar negeri yang berkaitan dengan makhluk astral. Karena sangat penasaran, kita sampai bermain Jelangkung tetapi tidak ada yang datang. Entah kita salah bermainnya atau apa, yang pasti kita kecewa karena gagal bermain jelangkung. Lalu saat sedang bermain internet, kita menemukan permainan Baby Blue namun karena persyaratannya adalah sendirian di rumah maka kita memutuskan untuk memasang beberapa kamera di berbagai sudut kamar kostan Nyoman. kita tinggal 1 kostan tetapi berbeda kamar dengan kamar kita yang berjejer saling bersebelahan. Setelah kamera sudah terpasang dan sudah terhubung dengan kabel yang dihubungkan ke laptop kita, maka Nyoman sosok yang paling berani diantara kita mencoba bermain Baby Blue di kamar kostannya.

Permainan yang menjadi urban legend di luar negeri ini sempat membuat kita tidak percaya akan kebenaran permainan ini, tetapi malam ini kita akan berusaha memainkannya dengan rasa penuh penasaran. Sambil menunggu tengah malam, kita mencoba sedikit merombak kamar mandi di kamar kost Nyoman dengan membongkar pintu dan melepas kuncinya sehingga tidak bisa terkunci namun tetap bisa tertutup dengan benar, lalu sebuah cermin besar yang ada di kamar mandi Ardi dipindahkan ke kamar mandi Nyoman, dan kita memeriksa air untuk memastikan bahwa masih banyak air di torrent untuk melakukan flush di toilet. Setelah semuanya siap, kita duduk-duduk dulu untuk briefing dan memanggil seorang penjaga kostan yang memang beliau adalah imam di masjid dekat kostan kita.

Sambil meminum minuman hangat dan cemilan manis kita mengobrol sambil Ardi terus mengecek kelengkapan laptop-laptop yang digunakan untuk mengawasi Nyoman tadi. “Eh kamera di depan pintu kamar mandi ngeblur nih, benerin dulu dong!” kata Ardi ke aku. “wah, beneran? Kan autofocus di” jawabku, “mungkin kotor lensanya, benerin dulu atuh vin kasian kalau si nyoman mahh” dan aku mengangguk kemudian keluar kamar untuk ke kamar kost Nyoman, baru juga mau buka pintu si Ardi udah manggil katanya udah bener lagi itu kamera. Mendengar kata ardi, aku kembali ke kamar untuk berkumpul. (tok! Tok!, bunyi ketukkan pintu) ternyata pak amin yaitu penjaga kost kita sudah datang dan membawa berbagai makanan ringan. “Waaahh enak euy ini mah pak!” gurau Nyoman, “biar gak tegang, santai dulu dong” kata pak amin. Jam sudah menunjukkan pukul 23:50, pak Amin kembali mengingatkan tentang bahaya bermain dengan makhluk astral dan kembali menanyakan apakah kita yakin ingin bermain atau tidak. “Yakin dong pak! Saya udah siap, penasaran banget” kata Nyoman dengan penuh kepercayaan diri, pak amin hanya mengangguk saja dan memberikan senyum.

Jam sudah menunjukkan pukul 00:00, kita semua bersiap-siap untuk memainkan Baby Blue ini. Pak Amin telah bersiap dengan Al-Qurannya, Nyoman sudah siap dengan mentalnya, Ardi sudah siap siaga didepan monitor, dan aku sudah siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi hehehe. “Semangat man!” ucapku saat menemani Nyoman di depan pintu kamar kostannya, Nyoman hanya mengangguk dan tersenyum lalu masuk dan menutup pintu tetapi tidak dikunci. Aku langsung masuk ke kamar dan melihat melalui monitor. Terlihat Nyoman berjalan dan mematikan lampu kamar kostnya kemudain masuk ke kamar mandi, mematikan lampu kamar mandi sehingga hanya nyala semacam lampu tidur yang redup yang menemani Nyoman disana. Ardi sebelumnya sudah memasang kamera dengan kemampuan infra red sehingga dapat menangkap gambar di ruangan yang gelap. Sekedar info, Ardi adalah seorang anak yang sangat suka fotografi dan seorang sinematografi jadi wajar dia memiliki banyak peralatan dan kamera dengan kemampuan dan spesifikasi yang tinggi apalagi keluarganya adalah orang sangat mampu, kembali ke cerita. Nyoman terlihat mulai menghadap kearah cermin sembari menjulurkan tangannya seperti seorang yang sedang menggendong seorang bayi dan berkata “baby blue” sebanyak 13 kali. Terlihat ekspresi Nyoman mulai terlihat cemas, Ardi memberitahu aku dan pak Amin bahwa mulai ada suara dari mic yang dipasang di kamar mandi. Suara itu tidak jelas, hanya sebuah bunyi seperti radio yang tidak dapat sinyal siaran yang kemudian disusul dengan kamera di depan kamar mandi tiba-tiba mati.

Setelah kamera di depan kamar mandi mati secara tiba-tiba, terlihat bahwa Nyoman seperti sedang memegang sesuatu dan dia berkata “gak tau lu denger atau enggak, yang pasti tangan gw mulai berat. Berat banget. Punggung gw juga mulai panas, dan kaki gw kaku!”. Mendengar itu kita yang menyaksikan dan mendengarkan pernyataan Nyoman itu semakin serius menyaksikan. Tiba-tiba nyoman berbalik arah dan seperti membuang sesuatu ke toilet dan melakukan flush dengan cepat, “apa itu bayinya?” tanya Ardi ke aku, “entah di, kita gak liat apa-apa disana selain si Nyoman sendiri”. Kemudian saat hendak ke luar kamar mandi terlihat Nyoman tidak bisa membuka pintu seperti terkunci padahal sudah tidak bisa dikunci dan nyoman terlihat terduduk sambil menutup kedua telinga dan berteriak amat kencang. Kita langsung buru-buru ke kamar Nyoman.

Saat hendak masuk, kita tertahan pintu kamar yang seperti terkunci padahal kunci untuk kamar Nyoman dipegang oleh pak Amin. Pak Amin langsung mengambil kunci dan membuka pintu, hasilnya akhirnya bisa terbuka. Namun saat mencoba membuka kamar mandi tidak bisa! Seperti pintu dikunci dari dalam. Hendak didobrak pun tak bisa karna membukanya harus dengan ditarik bukan didorong. Lalu pak Amin membaca ayat suci Al-quran bersamaan dengan teriakan Nyoman yang keras dari dalam kamar mandi. Saking kerasnya banyak penghuni kostan keluar dan menyaksikan apa yang terjadi. Saat masih mencoba membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba ardi kesurupan sehingga harus ditenangkan oleh penghuni kost lainnya dan tugas pak Amin pun menjadi berlipat.

Pak Amin  berusaha menyadarkan Ardi terlebih dahulu, sedangkan aku dan beberapa penghuni kost disuruh mengaji untuk menyelamatkan Nyoman dari kamar mandi. Saat Pak Amin sedang berusaha menyadarkan Ardi, tiba-tiba aku merasa seperti déjà vu. Aku melihat seperti apa yang pernah aku alami, entah kapan dan tiba-tiba aku merasa pusing sehingga harus berbaring. Tiba-tiba rasa pusing hilang, aku berusaha ikut mengaji untuk menyelamatkan Nyoman. Ardi tersadar dari kesurupannya, dan pintu kamar mandi berhasil terbuka. Wajah Nyoman sangat pucat, terdapat beberapa cakaran di tangan kanannya. Nyoman terasa sangat dingin, Pak Amin menyuruh salah satu penghuni kost yang datang untuk mengambil teh manis hangat di kamarku namun aku langsung reflek meminta agar aku saja yang mengambil. Saat telah mengambil 2 teh hangat, teh tersebut langsung diberikan kepada Nyomand dan Ardi dengan harapan akan memperbaiki keadaan.

Aku berkesimpulan bahwa permainan ini sebaiknya tidak dimainkan, dan sesuai dengan perkataan Pak Amin bahwa tidak aman dan tidak baik untuk bermain-main dengan makhluk astral terlebih di kamar mandi dimana disitulah tempat paling disukai makhluk astral. walau entah itu memang hantu Baby Blue seperti yang diceritakan oleh orang luar negeri atau bukan, yang pasti hantu itu sudah cukup berhasil menghantui kita.

Arak-arakan Mayat

Aku Joni, seorang karyawan BUMN di Karawang, umurku 30 tahun. suatu pagi aku bangun dan sarapan bersama keluarga, kami memang sudah membudayakan untuk makan bersama, setelah sarapan maka aku langsung bersiap-siap berangkat kerja dan mengantar seorang anakku yang masih duduk di bangku SMP yang sekolah itu milik perusahaan aku bekerja. aku kecup kening istriku, anakku mencium tangan ibunya dan kami berpamit untuk berangkat. sama seperti pagi-pagi biasanya kami berangkat dengan penuh semangat.

Sesampainya di sekolah anakku, dia langsung pamit kepadaku dan masuk ke dalam sekolahnya sedangkan aku kembali melanjutkan perjalanan menuju perusahaan. saat sesampainya di perusahaan, aku langsung melakukan absen dan menuju tempat kerja. saat di tempat kerja aku langsung menyalakan komputer dan menyalakan laptop pribadiku, ya saat itu pekerjaan sedang sangat amat banyak. tak terasa sudah saatnya jam istirahat. aku turun ke kantin dan berkumpul dengan teman-teman, saat mengobrol kata salah seorang temanku yang memang 1 perumahan denganku kalau seorang orang tua yang sangat tua di lingkungan kita itu meninggal semalam. menurut keterangan tetangga, beliau meninggal karena serangan jantung. "ah sudahlah, wajar seperti itu" ucapku dalam hati, namun temanku itu bilang "padahal dia enggak punya riwayat jantung!". namun aku tidak terlalu memikirkannya karena mungkin bisa saja karena faktor usia. saat waktu istirahat sudah habis maka kami kembali ke tempat masing-masing untuk kembali melanjutkan pekerjaan.

Ketika bel tanda waktu pulang sudah tiba alias sudah pukul 16:30 maka aku langsung menuju sekolah anakku yang hari itu ada ekskul sehingga pulang sore. "pas!" ucapku dalam hati karena aku sampai di sekolah tepat saat anakku sudah waktunya pulang, dia langsung naik mobil dan salim kepadaku kemudian kita langsung menuju rumah. saat sampai di lingkungan perumahan aku melihat rombongan mengarak mayat, "siapa yang meninggal?" namun anakku bilang "emang ada?" lalu aku jawab "ada, itu liat di depan". namun aku terkejut, dia mengatakan "gak ada apa-apa pah". aku langsung gugup, saat aku masuk ke gang untuk ke rumah aku lagi-lagi melihat arakan mayat tapi saat aku tanya ke anakku dia tetap mengatakan "gak ada apa-apa pah" bahkan kali ini dia bilang "papah gak usah bikin aku takut, aku bukan anak kecil pah!". lalu aku berusaha tenang sebisa mungkin. aku belok ke kiri dan ada lagi! "kalau aku bilang, anak juga gak akan percaya mungkin halusinasi, lanjutkan saja lah!" pikirku dalam hati, aku tetap ngegas walau jalan itu hanya 1 arah sehingga aku dan arakan mayat itu saling berpaprasan. "PAH!!!!" anakku teriak, "Itu ada arakan mayat kok malah ngegas sih!". aku langsung ngerem mendadak dan terkejut anakku mengatakan itu ada arakan mayat. aku hanya menjawab "iya de, papah minggir disini aja biar rada luwas" bela ku.

saat arakan mayat itu melewati samping mobilku, aku merasa gugup, tegang, takut, bahkan berkeringat. setelah arakan mayat itu lewat, maka aku kembali ngegas mobil. 2 belokan lagi untuk sampai ke rumah, saat aku belok lagi dan lagi-lagi arakan mayat! "Sialan!!" ucapku kesal dalam hati. kali ini aku bertanya ke anakku, "de, kamu liat arakan mayat di depan?" anakku menjawab "gak ada apa-apa pah... plis deh". aku telan ludah, dan dalam hati sambil berdoa, aku ngegas mobil dan menabrak arakan mayat itu tapi ternyata tembus! aku langsung merinding saat itu. dan belokan terakhir, alhamdulillah gak ada apa-apa dan sampailah kita di rumah.

aku menceritakan hal tersebut ke istriku, dan kata istriku seorang kakek-kakek yang sudah sangat tua di perumahan ini meninggal malam tadi di rumah sakit karena serangan jantung padahal keluarga menuturkan bahwa beliau tidak memiliki riwayat jantung sama sekali sejak muda. entahlah arak-arakan mayat yang berkali-kali aku lihat itu siapa, namun kejadian ini mengingatkan dan memberi pelajaran kepadaku bahwa KEMATIAN akan datang menjemput siapapun, dimanapun, kapanpun dengan cara apapun.

Senin, 20 Juni 2016

Anakku Melihat Hantu

Aku dan Istriku bukanlah orang yang special, kita hanyalah pasangan suami istri biasa dan tentunya manusia biasa. Namun kisah hidup kita berubah setelah kedatangan seorang anak, ya dia adalah anak kita. Setelah lama menikah akhirnya aku memiliki anak, anak laki-laki yang lucu dan ganteng seperti ayahnya. Sama seperti kebanyakkan pasangan suami istri ketika mendapatkan anak yaitu bahagia, kita sangat bahagia saat itu. Anak itu kita beri nama Yudi Ariwibowo, kita sering memanggilnya Yudi.

Yudi berkembang normal seperti layaknya anak-anak lainnya, namun semuanya berubah ketika dia menginjak umur 8 tahun. Yudi yang biasanya tertawa dan aktif dengan kami dan temannya kini dia terlihat asik tertawa dan aktif bermain dengan dirinya sendiri, kita awalnya biasa saja karena bukankah sudah biasa anak umur segitu bermain dengan dirinya sendiri (mainan). Tapi kita akhirnya mulai curiga ada sesuatu yang aneh dengan anak kita.

Suatu pagi, pukul 5 pagi, aku berniat untuk shalat subuh dan mengajak anakku untuk shalat. Ya, aku ingin anakku menjadi anak yang shaleh. Saat aku datang ke kamarnya, betapa kagetnya aku melihat dia ternyata sudah terbangun dari tidurnya dan sudah asik bermain dengan mainannya sembari tertawa lepas dan seperti sedang berinteraksi dengan seseorang. “yud, shalat yuk” ajak ku kepada Yudi, kemudian dia berbalik dan menatapku kemudian dia tersenyum sambal bilang “ntar aja yah”. Pikirku biasa saja karna maklum umur segitu masih sulit diajak untuk shalat, kemudian aku mengangguk, karena ingin mengajarkan shalat kepada Yudi maka aku sengaja untuk shalat di kamarnya. “ayah shalat disini ya yud” kemudian dia mengangguk, aku shalat dengan khidmat tapi sesekali aku mendengar dia seperti sedang berbicara dengan seseorang. Setelah selesai shalat, aku langsung membereskan alat-alat shalat dan datang ke Yudi. “daritadi ayah shalat denger kamu ngobrol, tapi kamu ngobrol sama siapa nak?”, kemudian dia menjawab “temen aku yah”, “temen kamu? Wah kenalin ayah juga dong” ajakku untuk mengetahui siapa yang dia ajak ngobrol, tetapi dia menjawab “tapi dia takut sama ayah”. Karena merasa kaget dengan jawaban itu maka aku bertanya sembari membela diri “kenapa takut? Ayah kan baik”, dan jawaban yang membuatku bingung sekaligus cemas karena dia menjawab “katanya ayah rajin banget buat shalat sama ngaji, dia takut kalau ayah serajin itu”. Saat mendengar jawaban itu aku langsung heran dan sedikit agak takut, karena tidak mau berkelanjutan maka aku langsung mengusap rambut anakku dan menyuruhnya untuk bersiap-siap berangkat sekolah walaupun jam masuk sekolahnya masih sangat lama.

Ketika aku kembali ke kamarku dan menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada istriku, dia juga mulai heran. Tak lama kemudian sekitar pukul 6 pagi, Yudi berteriak menyebut namaku sambal diikuti permintaan tolong. Suaranya yang nyaring dan cempreng membuatku dan istriku langsung buru-buru ke kamarnya, saat aku buka pintu kamarnya dan melihat bahwa Yudi seperti sedang berlindung dibalik selimutnya sambal terus teriak seperti ketakutan. “Kamu kenapa nak?” tanya istriku, lalu aku langsung membaca beberapa ayat suci Al-Quran dengan maksud apabila memang makhluk ghaib yang mengganggu dapat terusir, lalu Yudi menjawab pertanyaan ibunya dengan menunjuk kearah salah satu sudut kamarnya yaitu lemari baju dari kayu yang sangat besar. Aku yang penasaran kemudian menuju lemari tersebut dan membuka 2 pintu lemari tersebut sambal terus membaca ayat suci Al-Quran, namun tidak ada apa-apa disana. Kemudian Yudi terlihat sangat cemas dan ketakutan hingga tidak ingin melepas pelukan sang ibu. Aku menghampirinya dan mengelus kepalanya sambil bertanya “nak, kamu kenapa?” lalu dia menjawab “aku kira dia baik ternyata dia jahat”sambil menangis. Aku mulai menyambungkan semua kejadian, beberapa lama ini dia terus asik bermain dengan dirinya sendiri dan mainannya dan seperti mengobrol dengan seseorang. Dia awalnya terlihat sangat asik dan enjoy hingga hari ini dia seperti ketakutan, aku pikir mungkin makhluk ghaib itu melihatkan wujud aslinya hingga Yudi menjadi ketakutan. Karena tidak ingin apa-apa terjadi maka aku menyuruh istriku untuk menggendong Yudi dan membawanya ke kamar kita untuk menenangkan Yudi.

Menyalakan televise sambil menonton acara murajaah dari channel berlangganan dengan maksud agar ayat-ayat suci al-quran yang dibaca oleh pemandu acara tersebut dapat ikut menenangkan Yudi. Tak hanya sambil menonton, akupun ikut membaca ayat-ayat suci Al-Quran yang sama dengan yang di TV hingga tak lama Yudi terlihat lebih tenang dan terlelap dipelukan sang ibu. Seharusnya Yudi bersekolah hari ini, tapi aku pikir dia bisa istirahat dahulu hari ini apalagi keadaan Yudi sedikit agak panas. Aku menelepon gurunya dan memberitahu apa yang terjadi dan mengijinkan Yudi untuk tidak bersekolah.

Pukul 7 pagi aku berangkat kerja, aku mencium kening istriku dan berkata kepada istriku “bu, nanti kalau ada apa-apa bilang ke ayah dan langsung baca ayat suci Al-Quran dan minta perlindungan kepadaNya” dan istriku mengangguk. Sepanjang perjalanan aku berangkat kerja rasanya aku dihantui rasa takut terjadi apa-apa pada anak dan istriku di rumah, sulit rasanya menghilangkan rasa takut itu hingga aku tidak cukup focus menyetir mobil sehingga menabrak seorang pengendara motor. “Astaghfirullah, innalillahi” teriakku karena kaget menabrak seorang pengendara motor, aku langsung mematikan mesin mobil lalu turun dari mobil dan mengunci mobil lalu menghampiri pengendara tersebut. “Duh mas, maaf banget mas” permintaan maafku kepada pengendara tersebut, namun aku kaget karena dia menjawab “gak apa pak, salah saya sendiri gak focus ngendarain motor jadi jalan pelan di jalur cepet”, lalu aku memastikan keadaan dia “mas gak apa? Apa perlu saya bawa ke rumah sakit untuk diobati?”, lagi-lagi aku terkejut ketika menjawab “tidak usah pak, cuman lecet-lecet biasa aja. Saya langsung pergi aja pak ada hal lebih penting daripada ini” lalu dia pergi begitu saja meninggalkan aku yang terheran dengan kejadian tersebut. (Kringg, kringg, kringg. Tanda adanya telepon masuk di hp) istriku ternyata menelponku, “Ya, halo bu? Ada apa?”, “yah cepettan pulang!!” jawab istriku dan tiba-tiba telepon terputus. Aku yang kaget dengan telepon istriku tersebut langsung menancapkan gas dan berputar arah di persimpangan terdekat, aku sangat cemas saat itu tidak terbayangkan apa yang sedang terjadi di rumah.

“Bu!!!!” teriakku sambil berlari kearah pintu rumah lalu menggedor-gedor pintu. “bu!!!!” teriakku semakin kencang, tidak ada yang menjawab, lalu aku ke garasi dan mencoba masuk lewat pintu disana dengan kunci yang kupegang dan akhirnya bisa terbuka. Aku langsung ke kamarku dan kaget melihat istriku sudah pingsan dan anakku yang menjerit ketakutan, aku langsung membaca ayat Kursi dan Yaasin dengan maksud apabila ghaib yang mengganggu akan segera hilang. Entah memang nyata atau tidak, aku merasakan bahwa ada kehadiran sesosok makhluk ghaib yang memegangku, dia seperti meraba bagian pundakku dengan halus dan rasanya sangat dingin hingga membuat semua bulu kudukku merinding tetapi aku tetap tidak takut. Aku lantangkan suaraku agar makhluk tersebut hilang, cukup lama rasanya namun akhirnya semua kembali normal.

Aku peluk Yudi untuk menenangkannya, setelah dia tenang aku langsung mengajaknya untuk menyadarkan istriku. Kita bersama berusaha membangunkan istriku, saat istriku sudah terbangun dia secara langsung menceritakan apa yang terjadi. Saat dia ingin memasak untuk Yudi, tiba-tiba yudi berteriak di kamar kemudian dia datang ke kamar hingga dia benar-benar kaget melihat sesosok hitam besar nan menakutkan berada di depan Yudi. Dia segera membaca ayat suci Al-Quran namun rupanya makhluk ghaib tersebut malah ‘menggila’ sehingga dia menelponku dan telepon terputus karena hp istriku terjatuh karena dia pingsan. Dia menceritakan sosok makhluk ghaib itu berawakan tinggi dan besar berwarna hitam, hitamnya sangat pekat, pakaiannya pun seperti jubah yang bahkan panjangnya hingga menembus lantai dan karena saking tingginya membuat kepalanya tidak terlihat alias melewati atap rumah kita. Saat mendengarkan penjelasan istriku, aku melihat Yudi berkeringat sangat banyak dan lebih panas daripada tadi pagi sehingga aku langsung membawanya ke dokter.

Setelah kejadian tersebut maka aku berinisiatif untuk mengadakan pengajian rutin di rumah, dan mengajak istri dan anakku untuk terus mendirikan shalat dan mengaji serta menjaga kebersihan rumah dengan tujuan menciptakan hawa positif dan mengusir hawa negative.
Diberdayakan oleh Blogger.