TOB : Topic On Banner.

Rimalive merepost cerita Hantu Sekolah

Berkarya melalui ketakutannya

Berkarya tidak ada batasnya, walaupun harus melawan dengan ketakutan dalam diri.

Berkarya dimana saja

Tidak ada aturan yang membatasi kita bisa berkarya dimana kita berada.

Memulai dari yang kecil

Memulai dari yang kecil lalu terus mengembangkannya hingga besar.

Tulis pokok cerita

Tulis pokok cerita terlebih dahulu sebelum menjadikannya cerita lengkap.

Minggu, 10 Juli 2016

Mitos Darah Haid

Namaku Rina, kejadian ini ketika disela-sela akhir semester menuju pembagian raport yang kebetulan juga saat aku sedang haid. Aku seorang pelajar SMA kelas 2 dan tinggal bersama kedua orang tuaku. Sebelumnya aku tidak mempercayai mitos-mitos tentang darah haid yang katanya bisa mengundang kuntilanak karena kuntilanak menyukai bebauan seperti darah haid.

Pagi hari sebelum berangkat sekolah, aku selalu sarapan bersama kedua orang tuaku sekitar pukul 6 pagi. Aku yang sedang haid saat itu entah kenapa rasanya seperti ingin mengganti pembalut padahal belum ada sejam aku memakai pembalut ini, karena tidak nyaman maka aku memilih mengganti pembalut di kamar mandi. Aku yang seorang pemalas sehingga aku butuh waktu sangat amat lama di kamar mandi hanya untuk mengganti pembalut, saking lamanya hingga aku diteriaki ibuku kalau aku harus segera berangkat karena waktu sudah menunjukkan hampir setengah 7. Setelah mendengar teriakan ibu, akupun langsung mempercepat gerakanku, karena bingung ingin membuang kemana pembalut maka aku masukkan saja kedalam kantong kresek yang kemudian aku bawa dan aku taruh disudut kamarku.

Ku nyalakan sepeda motorku menuju sekolahku, ya aku sudah mempunyai KTP dan SIM untuk mengendarai motor matic kesayanganku. Seperti biasanya aku berkendara layaknnya seorang pelajar yang sudah telat masuk ke sekolah walaupun sebenarnya di sekolahpun bebas tidak ada KBM. “Tiiinnnn” suara klakson motorku memecah gerombolan pelajar lainnya di depan gerbang sekolah, setelah memarkirkan motor akupun lega “ah untung kagak telat”. Saat aku berdiri, aku melihat jok motorku seperti ada noda, ya itu adalah noda darah haid. “ah sialan! Bocor nih” ucapku dalam hati. “Hey rin! Napa lu?” tanya seorang temanku, Resti namanya. “anjir, bocor nih gue!” jawabku, “nih nih (sambil memberikan sebuah pembalut yang dibungkus plastic) pake punya gue, lu ganti olahraga aja. Kalau ditegur pak Amin tinggal bilang aja abis bocor gitu”, “oke-oke, anterin gue dulu dong ke kamar mandi” ajakku, “yaudah ayok!”. Saat sampai di kamar mandi, temanku, Resti, tidak ikut masuk tetapi hanya menunggu di depan pintu kamar mandi yang aku kunci.

Kamar mandi di sekolahku memang diberikan sebuah cermin kecil untuk berkaca atau merapihkan seragam seusai membuang air, saat aku mengganti pembalut rasanya ada yang aneh. Iya, pembalutku tidak penuh dan aku baru sadar kalau celana dalam yang aku pakaipun tidak tembus darah tapi kenapa rok abu-abu yang aku pakai dan jok motor ada darahnya?. Karena merasa aneh, aku tetap mengganti pembalut dan mengganti seragam putih abuku menjadi olahraga.

Saat di kelas, aku ceritakan semuanya kepada Resti. Dimulai dari saat pagi hari tiba-tiba pembalut yang aku pakai jadi penuh darah, jok dan rok yang ada darahnya sedangan celana dalam dan pembalut yang aku pakai tidak ada darahnya. Tapi Resti yang seorang maniak pada hal-hal ghaib pun mulai menghubungkan dengan mitos haid dan kuntilanak, aku tidak takut justru ketawa karena mana ada kuntilanak pagi-pagi gini. Resti terus meyakinkan aku bahwa itu semua ulah kuntilanak, dia pernah membaca sebuah cerita bahwa seorang perempuan tiba-tiba kesurupan karena tidak membuang pembalut bekas haidnya. Ketika mendengar cerita Resti tersebut, aku langsung bilang kepada Resti bahwa aku tidak membuang pembalutku tadi pagi dan Resti jadi kesal dan terus menakut-nakuti diriku.

Sepulang sekolah aku tidak langsung pulang melainkan main terlebih dahulu hingga pulang sore sekitar pukul 5 sore. (tok tok tok, bunyi pintu rumah yang aku ketuk) aku ketuk berulang-ulang tetap tidak ada yang menjawab atau membukakan pintu, aku telpon ibu dan katanya ibu dan bapak sedang ada acara hingga larut malam sehingga kunci pintu ditaruh diatas pot yang digantung dan sudah disediakan makanan di dapur. Setelah dapat masuk ke dalam rumah, akupun bermalas-malasan.

Suara adzan maghrib terdengar sedangkan aku masih memakai seragam dan belum mandi, karena gatal akhirnya aku putuskan untuk mandi menyegarkan badan yang lelah ini. Saat hendak masuk ke dalam kamar mandi, sepintas aku teringat pembalut bekas haid tadi pagi tapi sudah tidak ada. “ah paling udah diambil ibu” pikirku saat itu. Aku nyalakan shower, tak lama saat sedang mandi rasanya seperti ada yang menggedor-gedor pintu depan rumah. Karena penasaran maka aku matikan shower agar lebih terdengar dan ternyata benar ada yang menggedor-gedor, aku teriak “iya sebentar ya!” dan langsung mengeringkan badan serta memakai tanktop dan celana karena mengira kalau ibu dan bapak pulang, saat aku buka pintu ternyata tidak ada siapa-siapa disana. Tak peduli apapun itu, aku kembali ke kamar, karena males melanjutkan mandi jadi aku lebih memilih menonton tv, belum lama menonton aku mendengar suara Resti memanggil, saat aku keluar ya ada Resti disana. Dia ingin menginap semalam dirumahku karena orang tuanya pergi ke luar kota hingga besok dan dia tidak berani tidur sendiri di rumahnya. Dengan senang hati aku terima dan aku suruh dia masuk.

Saat kita sedang asik menonton tv, aku ceritakan lagi apa yang aku alami tidak lama ini kepada Resti. Saat sedang bercerita, seketika bau amis tercium, bau amis darah haid sangat tajam tercium bahkan membuat aku dan Resti seperti ingin muntah. “Rin, bau apa sih?!” karena aku tidak tau maka aku hanya menggelengkan kepala, seketika bau itu hilang dan terdengar pintu seperti ada yang menggedor sangat kencang. “Res, plis gue takut banget! Tadi waktu gue mandi, ada yang gedor juga tapi gak ada orang!” ucapku kepada Resti sambil menutup kedua mataku seperti hendak menangis. “tenang rin, ada gue disini! Gue buka ya” saat Resti bilang seperti itu, aku menarik tangannya sambil bilang “jangan res!” tapi dia tetep kekeuh (keras kepala) ingin membuka pintu. Saat terdengar pintu terbuka, aku menangis karena ketakutan, tiba-tiba sunyi. Aku mencoba melihat ke pintu dan hanya terlihat pintu terbuka dan Resti berdiri mematung menghadap keluar.

Aku bener-bener ketakutan, aku sentuh pundaknya dan aku putar badannya terlihat mukanya penuh tatapan kosong. Aku berulang-ulang teriak memanggil namanya namun tetap tidak ada apa-apa, tiba-tiba resti berteriak “AAAAAAA!!!!!” kemudian matanya menjadi sangat lentik dan gerak badannya yang sangat anggun dia berjalan berputar sambil mengepakkan tangannya seperti dia mempunyai sayap, “hihihihi!!!” suara tawa yang melengking keluar dari mulutnya. Aku berteriak dan menangis sangat amat kencang hingga membuat beberapa tetanggaku keluar dari rumahnya dan berusaha menolong aku. Seorang bapak-bapak yang baru saja pulang dari masjid yang aku tidak tau namanya, beliau menyeretku keluar dari rumah dan menyuruh warga lainnya menenangkan aku. “kamu kenapa?” “ada apa?” pertanyaan yang aku dengar dari warga lainnya secara berantai, karena masih panik dan kaget aku berteriak “diaam!!!” sambil menangis baru warga diam dan menenangkanku. Aku berdiri dan melihat seorang bapak-bapak yang tadi menolongku seperti sedang berusaha menyadarkan Resti, “Balikkin dia (aku) ke aku!!” teriak resti yang sedang disadarkan oleh bapak-bapak itu. Aku tidak mendengar dengan jelas bapak-bapak itu mengatakan apa saja, yang aku tangkap hanya menanyakan siapa yang merasuki Resti dan tujuannya apa. Akupun mendengar jawabannya yaitu “hihihi! Aku kunti!!! Aku suka sama darahnya!!!!!” aku langsung lemas mendengar itu dan seketika pingsan.

“neng, bangun. Bangun neng” bapak-bapak tadi menyadarkan aku dari pingsanku. “kamu gak apa-apa? Semuanya udah aman kok, temenmu juga sudah sadar lagi”, aku duduk dan menyender ke dinding bertanya “kenapa pak tadi?”. “bapak tau kamu sedang haid, dan tidak menjaga kebersihan dengan baik. Kamu enggak membuang pembalutmu kan? Bapak menemukannya tadi disudut kamar kamu, kunti itu yang menunjukkannya. Dia bilang kalau dia memang suka dengan bebauan seperti darah haid” jawab bapak-bapak tersebut. Aku hanya mengangguk. “itu ibu sama ayahmu juga udah dateng, kamu yang tenang ya, jangan lupa buat jaga kebersihan. Karena kotoran itu adalah makanan kesukaan setan” pesan terakhir dari bapak-bapak itu, kemudian beliau berdiri dan bersalaman dengan orang tuaku dan pergi begitu saja. Keadaan Resti juga sudah sangat baik, tinggal aku sendiri yang masih terkujur lemas diatas Kasur.

Sekitar setengah jam kemudian, aku merasakan sudah segar. Aku dan Resti tidur sekamar, kami tidak takut lagi dengan ancaman-ancaman yang datang dari makhluk ghaib tersebut. Kami mendapatkan sebuah pelajaran bahwa kebersihan itu sangat penting, jangan membiarkan setan mendapatkan makanannya dirumah yang kita tinggali.

-------------------------------------------------
Punya cerita mistis? ingin ceritanya diposting? kirim cerita kamu ke email richieimani1.ri@gmail.com . jangan lupa untuk menceritakan secara bertahap agar mudah dipahami pembaca.

Rabu, 06 Juli 2016

Misteri Bayangan di Cermin

Aku biasa dipanggil Adi, umurku 18 tahun. aku masih duduk dibangku kelas 3 SMA saat itu. aku tinggal di rumah bersama keluarga. aku memiliki seorang adik perempuan dan 3 orang kakak laki-laki dan tentunya seorang ayah dan seorang ibu. rumah kami tidak terlalu besar tetapi kata temanku rumahku cukup besar. biasanya aku menyebut ruang belakang dan ruang utama. dimana ruang belakang terdiri dari dapur, tempat makan, mushola, kamar mandi belakang dan tempat mencuci atau menjemur. sedangkan ruang utama terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. antara ruang belakang dan ruang utama dipisahkan oleh sebuah kaca besar sebagai pengganti tembok, dan sebuah pintu untuk berpindah karena ruang utama ber-AC.

saat itu dii rumah ini hanyalah aku bersama kedua orang tuaku, adikku, dan seorang kakakku yang sedang libur kuliah. aku tidur bersama kakakku, dan adikku tidur bersama ayah dan ibu, sedangkan kamar adik memang jarang dipakainya untuk tidur karena dia tidak berani tidur sendirian.

pada suatu pagi di hari minggu, aku terbangun dan langsung menonton tv di ruang keluarga. ruang keluarga yang bersebelahan dengan kaca besar sebagai pemisah ruang utama dan ruang belakang merupakan tempat favorit aku untuk menonton tv, ya ruangan dingin dan tv yang besar membuat sensasi menonton tv menjadi nyaman. saat sedang asik menonton tiba-tiba ibuku mengajak untuk pergi jalan-jalan sembari berbelanja bulanan namun aku menolak padahal kaka dan adekku ikut. "Sendiri lagi haduh" gumamku dalam hati, ketika semuanya pergi dan suara mobil terdengar menjauh saat itu suasana menjadi sangat sunyi. rumah yang letaknya di sebuah perumahan dinas yang dimiliki BUMN yang letaknya bisa dibilang ditengah hutan sehingga jarang bahkan tidak ada yang melewat.

entah berapa lama aku menonton tv, aku merasa mengantuk namun aku cuek saja dan tetap menonton hingga mata semakin berat dan berat. "Duh ngantuk banget gila, tumbenan padahal masih pagi banget" ucapku saat itu. entah karena apa, tiba-tiba aku merasa sedikit merinding dan ruangan terasa sangat dingin. ruangan yang terasa sangat dingin dicampur merinding membuat badanku berkeringat. "anjer, ada apaan neh?" ucapku bertanya apa yang terjadi saat itu, karena merasa tidak enak maka aku memilih untuk beranjak dari ruang keluarga menuju kamar tidur dan berencana untuk tidur karena sudah sangat mengantuk.

Berbaringlah aku di kasur dan ku peluk erat guling kesayanganku. sedikit info, di kamar tidurku itu arah kasur menghadap ke sebuah cermin yang lumayan besar yang tertempel di dinding sehingga apabila aku tiduran maka aku akan melihat bayanganku sedang tiduran pula dicermin tersebut. aku mengambil headset dan memasangkannya ke hp yang sudah kusiapkan untuk mendengarkan lagu agar membantu untuk terlelap dalam tidur. "di jakarta aku kan kembali..." sebuah lagu dari Koes Plus menemani tidurku, namun tiba-tiba aku merasa seperti ada yang mengetuk jendela dari luar. aku lepas headset untuk memperhatikan jendela namun tidak ada apa-apa maka aku pasang dan aku kembali mendengarkan lagu.

"di kala sang bulan purnama, bersinar di atas telaga. terdengar suara menggema, melagukan balada tua. kisah seorang putri yang telah patah hati, lalu bunuh diri..." lagu yang berbeda dari sebelumnya namun tetap dari Koes Plus yang masih menemani perjalananku menuju tidur ini membuat aku sedikit cemas. entah kenapa dengan lagu ini aku menjadi berpikir dan saling menghubungkan kejadian saat menonton tv dan ketukkan jendela itu, semakin aku berusaha melupakannya maka semakin aku memikirkannya dan semakin keras. aku merasa sangat ketakutan, dengan mata yang masih terpejam aku tidak berani untuk membuka mata dan melihat sekitar.

"Tenggelam di telaga sunyi, bersama cintanya yang murni" dengan berakhirnya lagu itu, tiba-tiba music player di hp tidak lagi memutar lagu. maka aku buka mata dan mencari hp. hpku ada disebelah badanku, namun aku tidak sengaja menatap sekejap ke cermin besar yang ada di hadapanku seperti ada sesuatu. karena hanya sekejap, maka aku mencoba beranikan diri untuk melihat kembali ke arah cermin namun tidak ada apa-apa. "ah hayalan aja kali deh" pikirku saat itu, dan kembali mendengarkan lagu.

saat sedang asik mendengarkan lagu tiba-tiba terasa seperti gempa. kasurku bergoyang, tidak terlalu kencang namun sangat terasa! aku membuka mata yang tidak sengaja langsung menatap kearah cermin, disana aku melihat sebuah bayangan tepat disela-sela antara kasur dengan jendela yang berada dibelakang kasurku. aku tengok ke belakang namun tidak ada apa-apa, aku kembali melihat kearah cermin sosok putih itu masih disana! aku terpaku, mati rasa, tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menatap mata hantu tersebut. sebuah wajah pucat, tatapan kosong yang seakan menatap langsung kearah mataku, rambutnya yang panjang terurai acak-acakan semakin membuat dirinya menakutkan. aku berusaha untuk bergerak tetapi tidak bisa, ingin berteriak namun tidak bisa! aku yang secara kurang mendalami agama tidak bisa berdoa apa-apa selain meminta kepada Tuhan untuk menyelamatkanku dari makhluk ghaib ini. tiba-tiba dia berteriak sangat kencang, lagu di headsetku sudah tidak terputar. suara yang keras dan melengking itu seakan menusuk diriku, semua buluku berdiri, aku bergetar ketakutan. aku melihat dia seperti memegang kepalaku padahal aku tidak merasa kepalaku dipegang. aku melihat kepalaku yang telah dipegang hantu tersebut patah karena ditarik kebelakang hingga keluar darah dari hidung. tiba-tiba aku terbangun dengan keringat disekujur badanku, aku terengah-engah dan ketakutan, aku memegang tubuhku dan bersyukur semuanya hanya mimpi. aku mengambil hp dan melihat bahwa lagu yang diputar masih sama yaitu Telaga Sunyi yang dinyanyikan Koes Plus. aku segera keluar kamar dan berdiam diri di depan rumah untuk menenangkan hati.

lalu datanglah sebuah mobil, ya itu adalah keluargaku. mereka tidak jadi belanja karena mall terdekat sudah penuh, sehingga memutuskan kembali ke rumah. aku menceritakan kepada ayah dan ibuku, mereka menyarankanku untuk belajar dan mendalami ajaran keagamaan dan tidak lupa untuk berdoa sebelum melakukan sesuatu.

Minggu, 03 Juli 2016

Bahasa Indonesia [nyata] mimpiku bersebab atau memberi peringatan?

Kisah ini masih terlintas di pikiranku. Kisah ini sekitar sepuluh tahun yang lalu yaitu pada 2006. Umurku waktu itu empat tahun. Waktu umur dua tahun sampai tiga tahun aku biasanya tidur di kamar ibu bapaku. Tapi ketika aku berumur empat tahun aku tidur di ruang tamu sendiri. Aku memiliki dua orang kakak laki-laki. Mereka berdua tidur di kamar yang sama, ibu bapakku juga tidur di kamar yang sama. Tapi aku sendirian, maklumlah hanya anak perempuan satu-satunya.

Pada suatu malam, aku tidur di ruang tamu seperti biasa (tempat tidurku) ruang tamuku pula sempit aja tempatnya dan terhubung ke ruang dapur dengan lorong kecil. Pada malam itu, aku bermimpi ada seekor burung elang terbang dan ada banyak burung hantu di atas sayapnya (duduk atas sayapnya) dan burung hantu tersebut memakai penutup mata dan topi bajak laut. Mungkin itu lucu tapi tidak begitu. Lalu diakhir mimpiku berbunyi music "JENG JENG JENG JENG !!!". Lalu aku terkejut dari mimpiku. Aku melihat di bawah kaki ku yaitu lorong ke ruang dapur hanya sedikit ke kiri saja ada satu sosok yang terang di mataku yaitu "pocong !!!!!!". Mukanya berwarna putih. Tapi biasanya aku lihat di film mukanya hitam tapi yang aku lihat mukanya putih. Contoh seperti kita pakai bedak putih sangat tebal. Tapi dilihat dari segi wajahnya dia adalah cewek. Dia tidak memandang ke arahku. Di memang memandang ke arah atap. Lalu aku menutup muka ku dengan bantal kepala ku, lalu membaca surah al-Fatihah. Dan aku masih menutup muka ku tanpa melihat ke arahnya.

Lalu aku pergi ke kamar ibuku. Kamar ibuku ada di atas tapi ke kiri sedikit. Aku pergi ke kamar ibuku lalu membuka pintu dengan cemas dan aku segera masuk dan menutup pintu. Lantas aku naik ke atas ranjang karna ingin duduk di antara ibu dan bapaku. Dalam beberapa menit atau jam kemudian, aku membangunkan ibuku untuk menemani aku ke toilet yang tidak terlalu jauh melalui ruang dapur belah kiri juga. saat aku keluar "goblin itu" sudah tidak ada. Aku merasa lega dan pergi ke toilet sambil ditemani oleh ibuku.

keesokan harinya, aku menceritakan kepada ibu bapaku tentang hal yang terjadi semalam. Bapaku bilang kalau aku hanya mengigau saja, tapi ibuku percaya Karena kakak laki-laki keduaku juga pernah melihat sesuatu di ruang dapur itu tapi bukan makhluk yang aku lihat atau dalam kata lain bahwa Ini berbeda..

Terima kasih telah membaca ceritaku.
----------------------------------------------------------------
Pengirim : Nur Sholihah nursholihah33@gmail.com , 3 Juli 2016 17.51 WIB.
Teks hasil terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Untuk teks asli dalam Bahasa Melayu klik disini
-----------------------------------------------------------------
Punya cerita mistis? Ingin berbaginya? Kirimkan cerita pengalaman mistismu atau cerita karangan mistismu ke richieimani1.ri@gmail.com dan biarkan ribuan pembaca membacanya setiap hari!

Bahasa Melayu [Kisah Benar] Mimpiku Bersebab Atau Memberi Amaran?

Kisah ini masih terlintas di mindaku. Kisah ini lebih kurang sepuluh tahun yang lalu iaitu pada 2006. Umurku masa tu empat tahun. Masa umur dua tahun hingga tiga tahun aku biasanya tidur di kamar ibu bapaku.Tapi apabila ku berumur empat tahun aku tidur di ruang tamu keseorangan.Aku mempunyai dua orang abang. Mereka berdua tidur di kamar yang sama,ibu bapaku juga tidur di kamar yang sama. Tapi aku keseorangan,maklumlah seorang aja anak perempuannya.

Pada suatu malam,aku tidur di ruang tamu seperti biasa (tempat tidurku) ruang tamuku pula sempit aja tempatnya dan bersambung ke ruang dapur dengan lorong kecil. Pada malam itu,aku bermimpi ada seekor burung helang terbang dan terdapat banyak burung hantu di atas sayapnya (duduk atas sayapnya) dan burung hantu tersebut memakai penutup mata dan topi lanun. Mungkin ia lucu tapi ada di sebaliknya. Lalu diakhir mimpiku berbunyi music "JENG JENG JENG JENG!!!". Lalu aku terkejut dari mimpiku. Aku melihat di bawah kaki ku iaitu lorong ke ruang dapur hanya sedikit ke kiri aja terdapat satu sosok yang terang di mataku iaitu "pocong!!!!!!". Mukanya berwarna putih. Tapi biasanya aku lihat filem mukanya hitam tapi yang aku nampak mukanya putih. Contoh emmmm... seperti kita pakai bedak putih tebal-tebal. Tapi aku tahu dari segi sosok mukanya,dia adalah cewek. Dia tidak memandang ke arahku. Di memang ke arah syiling (bumbung). Aku lalu menutup muka ku dengan bantal kepala ku,lalu membaca surah al-Fatihah. Dan aku masih menutup muka ku tanpa melihat ke arahnya.

Lalu aku pergi ke kamar ibuku. Kamar ibuku just atas kepala dalam 1inci aja tapi ke kiri sedikit.Aku berlalu pergi ke kamar ibuku lalu membuka tombol pintu dengan cemas dan aku segera masuk dan menutup pintu. Lantas aku memanjat katil (berjalan atas katil) karna mahu duduk di antara ibu dan bapaku. Dalam beberapa minit atau jam kemudian (aku lupa) aku kejutkan ibuku untuk nemani aku ke tandas iaitu beberapa inchi melalui ruang dapur belah kiri juga.Apabila aku keluar "jembalang itu" udah tiada. Aku berasa lega dan pergi ke tandas sambil ditemani oleh ibuku.

Esokan harinya,aku menceritakan kepada ibu bapaku tentang hal yang terjadi semalam. Bapaku bilang aku hanya mengigau aja,tapi ibuku percaya Kerna abang keduaku juga pernah nampak sesuatu di ruang dapur itu tapi bukan makhluk yang aku nampak. Ia berbeda.

Terima kasih kerana membaca ceritaku.
----------------------------------------------------------------
Pengirim : Nur Sholihah nursholihah33@gmail.com , 3 Juli 2016 17.51 WIB.
Teks asli dalam Bahasa Melayu. Untuk teks hasil terjemahan kedalam Bahasa Indonesia klik disini
-----------------------------------------------------------------
Punya cerita mistis? Ingin berbaginya? Kirimkan cerita pengalaman mistismu atau cerita karangan mistismu ke richieimani1.ri@gmail.com dan biarkan ribuan pembaca membacanya setiap hari!
Diberdayakan oleh Blogger.